Senin, 22 September 2014

Cemas

Panas menyengat tubuh terasa berbeda
Duduk di serambi menikmati ciptaan-Nya
Hijau dan merah mendominasi
Rumah hadap-menghadap tanpa iri

Setiap hembusan nafas bersama pujian untuk-Nya
Setiap gerakan bersyukur pada-Nya
Setiap senyuman adalah senyuman sesungguhnya




Setiap tawa bagai burung lepas dari sangkarnya

Sejenak ku terbuai, lalu terjaga
Desa kecil namun damai nan tentram
Perlahan tapi pasti mulai berubah
 Sedih ku merasa

Akankah desa kecil ini akan terus berubah?
Akankah desa berganti menjadi kota?
Tak ada yang tak mungkin
Saat itu pasti akan datang

Kecemasan melingkupi jiwa resah ini
Akan lari kemana aku jika desa ini sirna
Meski hanya sebuah desa
Tetapi desa yang cantik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar